Waterbar

Kesalahan Berpikir Masyarakat Pekerja di Indonesia

saya merasakan bagian-bagian tulisan bagus sekali, yang memberi komentar gagasan Tesla Elon Musk membuat pabrik di Tangkai, Jateng. Serta, sudah pasti, ada pula sisi tulisan memikat yang lain mengenai masalah di antara yang sepakat situs Judi Slot serta yang tidak sepakat.

Tapi, pertama kali, saya berasa perlu sampaikan, jika saya menyengaja memberikan sinyal kutip untuk kata respon, hanya untuk sampaikan info jika tulisan ini tidak betul-betul dengan maksud pengin memberi komentar atau menyikapi opini Hara Nirankara sama seperti yang diterbitkan. Tulisan ini cuman opini berlainan (saya) dalam semesta narasi serta masalah.

Tetapi kesempatan ini tema ulasan atau penjelasannya akan saya geser sedikit. Saya tidak mau mengulas berkenaan studi amdal pabrik Tesla Elon Musk karena saya bukan pegiat serta tidak berasa pakar dalam soal lingkungan. Juga mengenai masalah di antara yang sepakat serta yang tidak sepakat. 

Saya serta terhitung Anda yang ada di tengah serta mengikut masalah, masalah apa saja, tahu jika cari titik jumpa dari pembicaraan-perdebatan yang menyampaikan dalil-dalil yang dipercaya sangat betul menurut semasing faksi benar-benar tidak pernah gampang. Saya masih tegar yakini kalimat arif jika karena hanya 1 faksi berasa betul, karena itu bukan bermakna faksi lainnya itu salah.

Dalam ruang-ruang pembicaraan, satu kali lagi, masalah apa saja, faksi yang 1 – seperti faksi lainnya, tentu memuja-muja alasan yang dibawa serta disampaikannya, komplet dengan semua daya tariknya.

Jadi, bila demikian, apa yang pengin saya catat?

Hara Nirankara, dalam artikelnya itu, tuliskan jika dengan adanya banyak pabrik yang berdiri, akan makin menghancurkan ekosistem alam Indonesia. Dapat dengan berlangsungnya deforestasi yang mengakibatkan banyak hewan kehilangan habitat. Juga bisa berlangsung lewat reklamasi yang makin jadi parah abrasi, serta pengurangan permukaan tanah, sampai kekuatan tsunami.

Hara Nirankara betul. Jika industrialisasi, pendirian pabrik apa saja, benar-benar kemungkinan makin menghancurkan ekosistem alam. Saya sepakat dengan opini ini.

Tapi, kembali lagi, kita nyaris lupa ke bukti jika di dunia ini hampir tidak ada satu juga industrialisasi yang betul-betul dapat 100% mengakhiri 3 permasalahan penting, yakni: murah, handal, serta ramah lingkungan. Industri yang seperti apa saja, irit saya, tentu cuman menjawab 1, atau 2, atau 2 1/2 permasalahan penting itu. Tidak ada yang betul-betul dapat menjawab ke-3 nya sekalian. Tidak Tesla Elon Musk.

Jadi, berikut tema yang pengin saya bahas. Untuk bikin kita lebih memahami, izinkan saya ambil satu diantara contoh, misalkan, mengenai pembangkit listrik.

Banyak faksi mengungkapkan gagasannya mengenai “kebaikan” Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Tapi, coba kita saksikan , seberapa banyak antara kita yang menanyakan yang sebaliknya; apa kebaikan PLTU itu sesuai dengan kerusakan yang dibuatnya? Sebutlah saja, misalkan, beberapa pertanyaan visioner yang menanyakan kenapa kita atau pemerintahan masih menjalankan PLTU daripada memakai sumber energi yang lain ramah lingkungan, misalkan, tenaga panas bumi atau geothermal?

Ya, ya, siapa tidak mengenal PLTU? Anda tentu memahami PLTU. PLTU ialah pembangkitan listrik yang memakai batu bara selaku sumber energi. Beberapa orang memiliki pendapat jika PLTU itu kotor, tidak bersih, memunculkan kerusakan, serta menghancurkan lingkungan. Bila Anda ketahui serta sepakat – Anda bermakna sama dengan saya.

error: Content is protected !!